Bitcoin Anjlok ke Bawah $110K! $940 Juta Likuidasi Guncang Pasar Crypto – Apa yang Harus Dilakukan Investor Sekarang?
Semuanya dimulai dari akhir pekan lalu, ketika sentimen pasar yang awalnya optimis tiba-tiba berbalik arah. Bitcoin, yang sempat menyentuh puncak $120.000 di awal Agustus 2025 berkat dorongan dari adopsi institusional dan regulasi baru di beberapa negara maju, tiba-tiba terjun bebas. Penurunan ini dipicu oleh kombinasi faktor eksternal dan internal yang saling bertautan. Pertama, isu geopolitik global yang memanas, termasuk ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat dan China, membuat investor besar menarik dana mereka dari aset berisiko tinggi seperti crypto. Kedua, laporan dari bursa utama seperti Binance dan Coinbase menunjukkan adanya penjualan massal oleh whale – istilah untuk pemegang Bitcoin dalam jumlah besar – yang memanfaatkan momentum untuk mengunci keuntungan sebelum situasi memburuk.
Hasilnya? Likuidasi besar-besaran. Likuidasi terjadi ketika posisi leverage – di mana trader meminjam dana untuk memperbesar taruhan mereka – dipaksa ditutup otomatis karena harga jatuh di bawah level tertentu. Data dari platform analisis seperti Coinglass mencatat bahwa lebih dari $940 juta posisi long (taruhan naik) dihapuskan dalam semalam, dengan Bitcoin menyumbang hampir setengahnya. Bayangkan saja: ribuan trader yang tadinya yakin harga akan terus melonjak, kini harus menelan kerugian puluhan hingga ratusan ribu dolar per orang. Ini bukan pertama kalinya pasar crypto mengalami hal seperti ini, tapi skala kali ini terasa lebih brutal karena volume perdagangan global telah mencapai rekor $2 triliun per hari.
Mengapa penurunan ini terasa begitu mengejutkan? Karena sepanjang tahun 2025, Bitcoin telah menunjukkan ketangguhan luar biasa. Setelah halving keempat pada April lalu, yang memangkas suplai baru Bitcoin menjadi setengahnya, harga sempat naik stabil berkat masuknya dana dari ETF Bitcoin yang baru disetujui di Eropa dan Asia. Namun, pasar crypto selalu seperti roller coaster: naik cepat, turun lebih cepat lagi. Faktor lain yang memperburuk situasi adalah kenaikan suku bunga oleh Federal Reserve AS yang tak terduga, membuat aset safe haven seperti emas dan obligasi lebih menarik daripada crypto yang fluktuatif. Selain itu, rumor tentang potensi regulasi ketat dari Uni Eropa terhadap stablecoin juga ikut menekan kepercayaan investor.
Dampak dari kejadian ini tak hanya terbatas pada Bitcoin. Altcoin seperti Ethereum, Solana, dan Ripple ikut terseret, dengan penurunan rata-rata 15-20% dalam sehari. Pasar DeFi (Decentralized Finance) pun terpukul, di mana total value locked (TVL) turun 10% menjadi $150 miliar. Bagi ekonomi global, ini menjadi pengingat bahwa crypto bukan lagi mainan kecil; ia telah terintegrasi dengan keuangan tradisional. Bank-bank besar seperti JPMorgan dan Goldman Sachs, yang kini memiliki eksposur ke crypto melalui derivatif, pasti sedang menghitung ulang risiko mereka. Di Indonesia sendiri, para trader lokal di platform seperti Indodax dan Tokocrypto melaporkan lonjakan volume jual, meski beberapa melihat ini sebagai kesempatan beli di harga rendah.
Lalu, apa yang harus dilakukan investor sekarang? Jangan panik, itu kunci pertama. Sebagai jurnalis yang telah mengikuti pasar ini selama bertahun-tahun, saya sering melihat siklus seperti ini: crash diikuti rebound. Pertama, evaluasi portofolio Anda. Jika Anda investor jangka panjang (HODLer), tahan dulu. Bitcoin telah bangkit dari penurunan lebih parah di masa lalu, seperti crash 2022 yang membuatnya jatuh ke $15.000 sebelum naik lagi. Diversifikasi adalah langkah bijak: alokasikan sebagian dana ke aset stabil seperti USDT atau bahkan saham teknologi yang terkait crypto.
Kedua, pelajari teknikal. Saat ini, Bitcoin berada di level support kritis sekitar $105.000. Jika bertahan di sana, kemungkinan rebound ke $115.000 dalam seminggu. Tapi jika jebol, waspadai turun lebih dalam ke $90.000. Gunakan tools seperti RSI (Relative Strength Index) untuk melihat apakah pasar sudah oversold – artinya, terlalu banyak penjualan, yang sering jadi sinyal beli.
Ketiga, pantau berita makro. Perhatikan pidato Jerome Powell dari Fed minggu depan, atau update dari konferensi crypto di Singapura. Ini bisa jadi katalisator. Bagi pemula, saran saya: mulai dengan jumlah kecil, gunakan stop-loss untuk lindungi modal, dan belajar dari komunitas terpercaya seperti forum Reddit atau grup Telegram lokal.
Akhirnya, ingat bahwa crypto adalah permainan jangka panjang. Penurunan seperti ini bisa jadi peluang emas bagi yang sabar. Di tengah inovasi seperti layer-2 scaling dan integrasi AI ke blockchain, masa depan Bitcoin tetap cerah. Tetap waspada, tapi optimis – pasar selalu punya cara untuk mengejutkan kita. Pantau terus update dari kami untuk berita terkini.
