Wapres Gibran Rakabuming Raka Buka Festival Pacu Jalur Kuansing 2025 dengan Flag Off Spektakuler, Saksikan Momen Lucu Bocah 'Aura Farming'!
Festival Pacu Jalur, atau yang sering disebut sebagai "olimpiade perahu dayung" ala Riau, kembali digelar setelah setahun penuh persiapan. Tahun ini, event yang berlangsung dari 21 hingga 24 Agustus di Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing) ini menarik lebih dari 200 tim peserta dari berbagai desa di sekitar sungai. Setiap perahu, yang dibuat dari kayu ulin berkualitas tinggi dan dihiasi motif etnis Melayu yang rumit, menjadi simbol kekuatan dan kerjasama antar warga. "Ini bukan sekadar balapan, tapi warisan leluhur yang kita jaga bersama," ujar Bupati Kuansing, Andi Putra, dalam sambutannya sebelum flag off.
Kehadiran Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka menjadi sorotan utama. Putra sulung Presiden Joko Widodo ini tiba di lokasi sekitar pukul 08.00 WIB, disambut dengan tarian tradisional Randai dan suara rebana yang menggema. Menggunakan kemeja batik berwarna biru muda yang senada dengan nuansa sungai, Gibran tampak santai namun penuh antusiasme. Ia tidak hanya membuka acara, tapi juga berinteraksi langsung dengan para pendayung. "Saya senang bisa hadir di sini. Pacu Jalur mengajarkan kita tentang gotong royong dan semangat juang, nilai-nilai yang sangat relevan dengan pembangunan nasional kita," kata Gibran dalam pidato singkatnya.
Flag off yang dilakukan Gibran memang layak disebut spektakuler. Dari panggung utama yang dibangun di tepi sungai, ia mengibarkan bendera hijau raksasa sambil ditemani suara tembakan start dari pistol khusus. Seketika, puluhan perahu pertama meluncur ke sungai, diiringi sorak-sorai penonton dan dentuman genderang tradisional. Air sungai berombak hebat saat dayung-dayung mulai bergerak serentak, menciptakan pemandangan yang memukau. Beberapa perahu bahkan dilengkapi dengan hiasan lampu LED dan bendera nasional, menambah nuansa modern pada tradisi kuno ini.
Namun, di balik kemegahan acara pembukaan, ada momen lucu yang mencuri perhatian banyak orang: kehadiran seorang bocah kecil bernama Aura, yang dijuluki 'Aura Farming' oleh warga setempat. Bocah berusia sekitar 7 tahun ini, berasal dari Desa Baserah, tiba-tiba muncul di dekat panggung saat Gibran hendak memberikan flag off. Dengan pakaian sederhana ala petani – topi caping dan kaus bertuliskan "Petani Muda" – Aura mendekati Wakil Presiden sambil membawa seikat padi mini yang ia klaim sebagai "panen pertama tahun ini".
"Aku mau kasih ini buat Pak Wapres, biar Indonesia makin subur!" seru Aura dengan polosnya, sambil menyodorkan padi tersebut. Gibran, yang terkejut tapi tersenyum lebar, langsung berjongkok dan menerima hadiah itu. "Wah, terima kasih ya, Nak. Kamu ini petani cilik yang hebat. Besok kalau besar, bantu ayah-ibu di sawah ya," balas Gibran sambil mengacak rambut Aura. Momen ini langsung menjadi viral di media sosial, dengan netizen menyebutnya sebagai "Aura Farming" karena sikapnya yang lucu dan penuh semangat agraris. Bahkan, beberapa penonton di sekitar tertawa terbahak-bahak saat Aura mencoba ikut melambaikan bendera start, meski tangannya yang kecil hampir tak kuat mengangkatnya.
Festival Pacu Jalur sendiri memiliki sejarah panjang yang rooted dalam budaya masyarakat Kuansing. Konon, tradisi ini berawal dari era kerajaan Melayu Kuantan, di mana perahu dayung digunakan untuk mengangkut hasil bumi melintasi sungai. Kini, event ini telah berevolusi menjadi festival besar yang menggabungkan olahraga, seni, dan pariwisata. Selain balapan utama, ada juga kompetisi perahu hias, pameran kuliner khas Riau seperti gulai ikan patin dan dodol durian, serta pertunjukan musik dangdut yang menghibur hingga malam hari.
Tahun 2025 ini, panitia festival menambahkan elemen baru untuk menarik generasi muda: zona interaktif di mana pengunjung bisa mencoba mendayung perahu simulasi menggunakan teknologi VR. "Kami ingin Pacu Jalur tidak hanya dilihat sebagai tradisi lama, tapi juga sebagai hiburan modern yang edukatif," jelas Ketua Panitia, Rina Sari. Dengan dukungan pemerintah pusat melalui kehadiran Gibran, diharapkan festival ini bisa mendongkrak ekonomi lokal. Ribuan wisatawan dari luar Riau, termasuk dari Jakarta dan Sumatera Barat, telah berdatangan, memenuhi penginapan dan warung makan di sekitar sungai.
Di hari pertama ini, kompetisi dimulai dengan babak penyisihan untuk kategori perahu kecil. Tim dari Desa Teluk Kuantan berhasil memimpin dengan waktu tercepat, diikuti ketat oleh tim dari Desa Singingi Hilir. Para pendayung, yang mayoritas adalah petani dan nelayan lokal, tampak begitu gigih. "Kami latihan setiap hari setelah panen. Ini bukan cuma soal menang, tapi kehormatan desa," kata salah seorang pendayung, Ahmad, usai balapan.
Sementara itu, momen dengan Aura 'Farming' terus menjadi pembicaraan. Bocah ini, yang ternyata putra seorang petani sawah di pinggiran sungai, menjadi inspirasi bagi banyak orang. "Dia mewakili semangat anak muda yang mencintai tanah airnya. Di tengah era digital, masih ada yang bangga jadi petani," komentar seorang pengunjung dari Pekanbaru. Gibran sendiri, sebelum meninggalkan lokasi, berjanji akan kembali tahun depan dan bahkan mengajak Aura untuk berkunjung ke Istana Wakil Presiden.
Festival Pacu Jalur Kuansing 2025 bukan hanya pesta rakyat, tapi juga pengingat akan kekayaan budaya Indonesia yang harus dilestarikan. Dengan kehadiran tokoh nasional seperti Gibran, acara ini semakin bersinar, membawa harapan baru bagi masyarakat Kuansing. Bagi Anda yang belum sempat hadir, jangan lewatkan hari-hari selanjutnya – siapa tahu ada momen lucu lain yang tak terduga!
.webp)