Ini Alasan Prabowo Berikan Abolisi ke Tom Lembong dan Amnesti untuk Hasto Kristiyanto
Kabarsuarakyat - Di tengah gejolak politik yang masih hangat pasca-pemilu, Presiden Prabowo Subianto membuat gebrakan besar dengan memberikan abolisi kepada Tom Lembong dan amnesti bagi Hasto Kristiyanto. Keputusan ini bukan hanya sekadar pengampunan hukum, tapi juga sinyal kuat tentang arah pemerintahan baru yang ingin merangkul semua pihak. Apa sebenarnya yang melatarbelakangi langkah ini? Mari kita kupas tuntas.
Pertama-tama, mari kita ingat siapa kedua tokoh ini. Tom Lembong, mantan Menteri Perdagangan era Jokowi, dikenal sebagai pengkritik tajam terhadap kebijakan Prabowo selama kampanye. Ia pernah terlibat dalam kasus dugaan pencemaran nama baik yang menyeretnya ke ranah hukum. Sementara Hasto Kristiyanto, Sekretaris Jenderal PDIP, sering menjadi sorotan karena pernyataan politiknya yang keras terhadap koalisi Prabowo-Gibran. Hasto bahkan menghadapi tuntutan terkait isu pemilu yang memanas.
Menurut sumber di lingkaran istana yang kami hubungi, alasan utama Prabowo memberikan abolisi kepada Tom adalah untuk membangun jembatan rekonsiliasi di sektor ekonomi. "Prabowo sadar betul bahwa Indonesia butuh stabilitas ekonomi pasca-pandemi dan gejolak global," kata seorang analis politik senior yang enggan disebut namanya. Abolisi ini diharapkan bisa membuka pintu bagi Tom untuk berkontribusi lagi, mungkin dalam tim ahli pemerintah. Bayangkan, seorang kritikus seperti Tom yang punya pengalaman internasional di bidang perdagangan bisa jadi aset berharga untuk menarik investasi asing. Ini bukan soal lemah lembut, tapi strategi cerdas untuk menyatukan kekuatan nasional.
Sedangkan untuk Hasto, amnesti yang diberikan lebih bernuansa politik dalam negeri. Prabowo, yang kini memimpin pemerintahan koalisi luas, ingin meredam polarisasi yang masih membara antar partai. "Amnesti ini seperti olive branch ke oposisi," ujar seorang pengamat dari Universitas Indonesia. Hasto, sebagai figur kunci di PDIP, jika bebas dari jeratan hukum, bisa membuka dialog antar partai. Ini penting karena Indonesia menghadapi tantangan besar seperti reformasi agraria dan penanganan inflasi. Prabowo tak ingin energi nasional habis untuk pertengkaran lama; ia ingin fokus pada pembangunan.
Langkah ini juga punya dimensi pribadi bagi Prabowo. Sebagai mantan jenderal yang pernah merasakan getirnya politik, ia sering bicara soal persatuan. Dalam pidato terbarunya di Istana Merdeka, Prabowo menyatakan, "Kita harus belajar dari masa lalu, tapi jangan terjebak di sana. Abolisi dan amnesti ini adalah langkah maju untuk Indonesia yang lebih baik." Kata-kata itu langsung menuai applaus dari berbagai kalangan, meski ada juga yang skeptis.
Tapi, apakah ini benar-benar tulus atau sekadar taktik? Beberapa kritikus berpendapat bahwa ini bisa jadi cara untuk meredam suara oposisi tanpa harus berhadapan langsung. Namun, dari sisi positif, keputusan ini sudah disambut hangat oleh pasar. Indeks saham di BEI naik 1,5% sehari setelah pengumuman, menandakan kepercayaan investor terhadap stabilitas politik.
Pada akhirnya, abolisi untuk Tom dan amnesti untuk Hasto bukan hanya soal dua nama, tapi tentang visi Prabowo untuk Indonesia yang inklusif. Apakah ini akan berhasil? Waktu yang akan menjawab. Yang jelas, politik Indonesia kini memasuki babak baru yang lebih menarik untuk diikuti.
