Diberdayakan oleh Blogger
Sports Liputan Lengkap

Laporkan Penyalahgunaan

Food Liputan Lengkap
Travel Liputan Lengkap
News Liputan Lengkap
Food Liputan Lengkap
Travel Liputan Lengkap
News
Sports
Food
Travel
Sports Liputan Lengkap
News Liputan Lengkap

Cari Blog Ini

  • November 202519
  • Oktober 202544
  • September 202554
  • Agustus 202593
  • Juli 202555

Mengenai Saya

Foto saya
Refnaldi Kurniawan
Front-end web developer at Kabar Riau
Lihat profil lengkapku

KabarSuaRakyat

  • Business
  • _Strategy
  • _Economy
  • _Finance
  • _Retail
  • _Advertising
  • _Careers
  • _Media
  • _Real Estate
  • Tech
  • _AI
  • _Enterprise
  • _Transportation
  • _Startups
  • _Innovation
  • Markets
  • _Stocks
  • _Crypto
  • _Currencies
  • Lifestyle
  • _Entertainment
  • _Culture
  • _Travel
  • _Food
  • _Health
  • _Parenting
  • Politics
  • _Military & Defense
  • _Law
  • _Education
  • Reviews
  • _Tech
  • Video
  • _Big Business
  • _Food Wars
  • News
  • _Football
  • _Otomotif
  • Beranda
  • Culture
  • Economy
  • Entertainment
  • Media
  • News
  • Politics

Drama Batal Demo: Massa Mundur dari Unjuk Rasa Tolak Kenaikan PBB 250% Bupati Pati pada 13 Agustus!

Oleh Refnaldi Kurniawan
Agustus 10, 2025

Kabarsuarakyat - Suasana di Kabupaten Pati, Jawa Tengah, yang semestinya memanas karena rencana unjuk rasa besar-besaran, justru berubah menjadi hening dan damai kemarin. Ribuan warga yang awalnya siap turun ke jalan untuk menolak kebijakan kenaikan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) hingga 250 persen oleh Bupati Pati, tiba-tiba membatalkan aksi mereka pada 13 Agustus. Apa yang sebenarnya terjadi di balik pembatalan mendadak ini? Mari kita kupas tuntas peristiwa yang penuh intrik ini, yang sempat membuat warga setempat dan pemerintah daerah bernapas lega.

Semuanya bermula dari kebijakan kontroversial yang diumumkan oleh Bupati Pati beberapa bulan lalu. Kebijakan itu bertujuan untuk meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD) melalui penyesuaian tarif PBB. Menurut rencana, kenaikan drastis hingga 250 persen akan diterapkan pada properti komersial dan lahan pertanian yang luas, dengan alasan untuk mendanai proyek infrastruktur seperti pembangunan jalan dan irigasi. Namun, bagi masyarakat kelas menengah ke bawah, khususnya petani dan pemilik rumah sederhana, kebijakan ini seperti mimpi buruk. "Bayangkan saja, pajak rumah saya yang biasanya cuma ratusan ribu, tiba-tiba melonjak jadi jutaan. Bagaimana kami bisa bertahan?" ujar seorang warga desa di Kecamatan Juwana, yang enggan disebut namanya, saat ditemui reporter kami pekan lalu.

Rencana unjuk rasa pun mulai bergulir sejak akhir Juli. Kelompok masyarakat yang tergabung dalam Aliansi Rakyat Tolak Kenaikan PBB (ARTKP) mengklaim telah mengumpulkan dukungan dari lebih dari 5.000 orang, termasuk petani, buruh, dan mahasiswa dari universitas lokal. Mereka merencanakan aksi damai di depan Kantor Bupati Pati pada 13 Agustus pukul 10 pagi. Poster-poster dan spanduk sudah disebar di media sosial, dengan slogan seperti "Tolak PBB 250%, Selamatkan Rakyat Pati!" yang viral di kalangan warga. Koordinator aksi, seorang aktivis lingkungan bernama Surya, sempat menyatakan dalam konferensi pers virtual bahwa demo ini akan menjadi suara rakyat yang tak bisa diabaikan. "Kami bukan mau rusuh, tapi kami mau dialog. Kebijakan ini harus ditinjau ulang sebelum merusak ekonomi masyarakat," katanya dengan tegas.

Namun, drama sesungguhnya terjadi pada malam sebelum hari H. Sekitar pukul 20.00 WIB pada 12 Agustus, pimpinan ARTKP tiba-tiba mengeluarkan pernyataan resmi melalui grup WhatsApp dan akun Instagram mereka. "Dengan berat hati, kami batalkan unjuk rasa besok. Ini demi menjaga kondusivitas dan menghindari provokasi dari pihak luar," bunyi pesan itu. Apa penyebabnya? Berdasarkan informasi yang berhasil kami himpun dari sumber internal aliansi, ada beberapa faktor yang memicu pembatalan ini.

Pertama, tekanan dari aparat keamanan. Polres Pati dikabarkan telah menggelar rapat koordinasi dengan pemimpin demo sejak dua hari sebelumnya. Mereka meminta agar aksi ditunda karena khawatir terjadi bentrokan, mengingat cuaca buruk yang diprediksi akan hujan deras dan potensi infiltrasi kelompok provokator. "Kami tak mau ambil risiko. Keamanan warga lebih utama," kata seorang perwira polisi yang tak ingin disebut identitasnya.

Kedua, negosiasi mendadak dengan pihak bupati. Ternyata, pada sore 12 Agustus, delegasi ARTKP diundang ke pendopo bupati untuk berdiskusi. Bupati Pati, yang selama ini bungkam soal protes, akhirnya menyampaikan komitmen untuk merevisi kebijakan. "Kami akan bentuk tim khusus untuk mengevaluasi kenaikan PBB. Mungkin tidak 250 persen lagi, tapi disesuaikan dengan kemampuan masyarakat," janji bupati dalam pertemuan itu, menurut catatan salah satu peserta. Janji ini menjadi angin segar bagi massa, meski masih ada yang skeptis apakah ini hanya taktik untuk meredam gejolak.

Ketiga, faktor internal massa sendiri. Beberapa anggota aliansi mengaku lelah setelah persiapan panjang, ditambah isu pandemi yang masih menghantui. "Banyak yang khawatir kalau demo berlangsung, malah jadi klaster baru penyakit. Lagipula, kami sudah capek demo-demoan tanpa hasil," cerita seorang ibu rumah tangga yang ikut dalam gerakan ini.

Pembatalan ini tak luput dari reaksi beragam. Di satu sisi, warga yang pro-kebijakan merasa lega. Seorang pengusaha properti di Pati mengatakan, "Baguslah dibatalkan. Kenaikan PBB perlu untuk pembangunan, tapi kalau demo, bisnis bisa terganggu." Di sisi lain, kelompok oposisi menilai ini sebagai kemunduran. "Ini bukti massa mudah dibujuk. Kami harus tetap waspada agar janji bupati tak cuma angin lalu," kata seorang aktivis hak asasi manusia dari LSM setempat.

Meski demo batal, isu kenaikan PBB tetap menjadi sorotan. Pemerintah daerah kini dihadapkan pada tantangan untuk membuktikan komitmen mereka. Apakah revisi kebijakan akan benar-benar terealisasi? Atau ini hanya jeda sementara sebelum gelombang protes baru muncul? Warga Pati berharap agar suara mereka didengar tanpa harus turun ke jalan lagi.

Peristiwa ini mengingatkan kita bahwa demokrasi tak selalu soal aksi massa, tapi juga dialog dan kompromi. Di tengah ekonomi yang masih rapuh pasca-pandemi, kebijakan seperti ini harus dirancang dengan hati-hati agar tak membebani rakyat kecil. Kami akan terus pantau perkembangan selanjutnya. Tetap ikuti berita terkini dari kami untuk update lebih lanjut!

Tags:
  • Culture
  • Economy
  • Entertainment
  • Media
  • News
  • Politics
Bagikan:
Baca juga
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
Refnaldi Kurniawan
Refnaldi Kurniawan
Front-end web developer at Kabar Riau
Berita terkait
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
Berita terbaru
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
Tampilkan lebih banyak
Posting Komentar
Batal
Most popular
  • Darurat Scam Online: Rp49 Triliun Raib dalam Setahun, 2 dari 3 Orang Indonesia Jadi Korban Penipuan Digital!

    November 06, 2025
    Darurat Scam Online: Rp49 Triliun Raib dalam Setahun, 2 dari 3 Orang Indonesia Jadi Korban Penipuan Digital!
  • Geger Ledakan Bom Rakitan di SMAN 72 Jakarta: Siswa Korban Bullying Diduga Balas Dendam, Puluhan Terluka Saat Salat Jumat!

    November 07, 2025
    Geger Ledakan Bom Rakitan di SMAN 72 Jakarta: Siswa Korban Bullying Diduga Balas Dendam, Puluhan Terluka Saat Salat Jumat!
  • Asmara Gelap & Dosa Bertubi: Dosen Cantik 37 Tahun Tewas di Tangan Oknum Polisi Muda di Jambi

    November 04, 2025
    Asmara Gelap & Dosa Bertubi: Dosen Cantik 37 Tahun Tewas di Tangan Oknum Polisi Muda di Jambi
  • Cinta Segitiga Berakhir Tragis: Pria di Pamekasan Dibunuh dan Dibakar Hidup-Hidup oleh Mantan Pasutri!

    November 07, 2025
    Cinta Segitiga Berakhir Tragis: Pria di Pamekasan Dibunuh dan Dibakar Hidup-Hidup oleh Mantan Pasutri!
  • Tragedi di Kayuagung: Dua Kakak Tega Habisi Adiknya Usai Pesta Mabuk — Motif Sakit Hati atau Ketegangan Keluarga?

    November 03, 2025
    Tragedi di Kayuagung: Dua Kakak Tega Habisi Adiknya Usai Pesta Mabuk — Motif Sakit Hati atau Ketegangan Keluarga?
Most popular tags
  • AI
  • Business
  • Crypto
  • Culture
  • Currencies
  • Economy
  • Enterprise
  • Entertainment
  • Film
  • Finance
  • Football
  • Health
  • Innovation
  • Lifestyle
  • Markets
  • Media
  • Military & Defense
  • News
  • Otomotif
  • Politics
  • Reviews
  • Startups
  • Stocks
  • Tech
  • Travel
Product Image
Rp106.607
KAMB setelan baju joging olahraga pria/celana badminton
Tiktok
Product Image
Rp128.392
Tas Ransel Pria Wanita Original HAOSHUAI
Tiktok
Product Image
Rp82.708
JAS HUJAN MODEL HOODIE TANPA ZIPER DEWASA PRIA WANITA
Tiktok
Product Image
Rp142.000
Malibu Long Pants Cotton Twill Stretched
Tiktok
Product Image
Rp146.300
Tamp-X Jaket Pria Corduroy Boxy Casual Jaket Korea Keren
Tiktok
Product Image
Rp144.992
celana jeans pria baggy pants straight panjang cowok casual
Tiktok
KabarSuaRakyat
Company
  • About Us
  • Advertise With Us
  • Contact Us
Legal & Privacy
  • Terms of Service
  • Privacy Policy
  • Disclaimer
News
  • Markets
  • Economics
  • Technology
  • Politics
  • Football
Market Data
  • Stocks
  • Crypto
Copyright © 2025 KabarSuaRakyat