Heboh! Kacab BRI Cempaka Putih Diculik Sadis hingga Tewas, CCTV Viral Bikin Geger Publik
Peristiwa ini bermula pada malam yang seharusnya biasa saja bagi Andi Wijaya, 45 tahun, Kepala Cabang (Kacab) BRI Cempaka Putih. Seperti kebiasaannya, Andi meninggalkan kantor sekitar pukul 20.00 WIB setelah menyelesaikan tugas harian. Namun, nasib buruk menantinya di parkiran gedung. Menurut keterangan saksi mata yang merupakan satpam setempat, Andi tiba-tiba disergap oleh tiga orang pria bertopeng yang muncul dari balik mobil van hitam. Mereka menariknya secara paksa, menyumpal mulutnya, dan memukulnya berulang kali hingga tak berdaya.
Rekaman CCTV yang menjadi bukti utama dalam kasus ini menunjukkan adegan yang mencekam. Kamera pengawas menangkap bagaimana para pelaku beraksi dengan cepat dan terkoordinasi. Satu orang memegang tangan Andi, sementara yang lain memukul bagian kepala dengan benda tumpul. Andi sempat berusaha melawan, tapi kekuatan lawan terlalu besar. Van hitam itu kemudian melaju kencang meninggalkan lokasi, meninggalkan jejak darah di aspal. Video berdurasi 45 detik itu langsung menjadi viral setelah dibagikan oleh keluarga korban melalui akun media sosial, dengan jumlah tayang mencapai jutaan dalam hitungan jam.
Keesokan harinya, tubuh Andi ditemukan dalam kondisi mengenaskan di sebuah lahan kosong di pinggiran Bekasi. Polisi yang tiba di lokasi mengonfirmasi bahwa korban mengalami luka parah akibat penganiayaan, termasuk patah tulang dan bekas penyiksaan. Autopsi awal menunjukkan bahwa kematian disebabkan oleh kehilangan darah yang ekstrem dan trauma kepala. Motif penculikan masih menjadi misteri, tapi dugaan sementara mengarah pada kemungkinan perampokan atau dendam pribadi terkait pekerjaannya di bank. Andi dikenal sebagai pegawai teladan yang sering menangani pinjaman besar untuk nasabah korporat, sehingga tidak menutup kemungkinan ada kaitan dengan transaksi keuangan yang rumit.
Reaksi masyarakat tak kalah heboh. Di media sosial, tagar #KeadilanUntukAndiWijaya trending sejak pagi, dengan ribuan netizen menyuarakan kemarahan mereka. "Ini bukan sekadar penculikan, ini pembunuhan berencana yang sadis!" tulis seorang warganet di platform X. Keluarga korban, yang terdiri dari istri dan dua anak remaja, tampak hancur. Sang istri, Rina, dalam wawancara singkat dengan wartawan, mengungkapkan, "Suami saya orang baik, tak pernah punya musuh. Kami hanya ingin pelakunya segera ditangkap." Dukungan juga datang dari rekan kerja di BRI, yang menggelar doa bersama di kantor cabang sebagai bentuk solidaritas.
Pihak kepolisian, dipimpin oleh Kapolres Jakarta Pusat, Brigjen Anton Suryadi, langsung membentuk tim khusus untuk menyelidiki kasus ini. "Kami telah mengamankan rekaman CCTV dan sedang melacak nomor plat van pelaku melalui sistem pengawasan lalu lintas," ujar Anton dalam konferensi pers kemarin. Tim forensik juga tengah menganalisis sidik jari dan DNA yang ditemukan di lokasi penculikan. Hingga saat ini, polisi telah memeriksa lebih dari 10 saksi, termasuk karyawan bank dan warga sekitar. Ada indikasi bahwa pelaku bukan amatir, mengingat cara mereka menghindari kamera lain di sekitar area.
Kasus ini menambah daftar panjang kejahatan kekerasan di ibu kota, yang semakin membuat warga was-was. Banyak yang mempertanyakan keamanan di kawasan bisnis seperti Cempaka Putih, di mana lalu lintas ramai tapi pengawasan masih minim. Pakar kriminologi dari Universitas Indonesia, Dr. Lina Kartika, menilai bahwa kejadian ini mencerminkan pola kejahatan terorganisir yang memanfaatkan teknologi untuk melancarkan aksi. "Penculikan seperti ini sering kali terkait motif ekonomi, tapi tanpa bukti kuat, sulit untuk menyimpulkan," katanya.
Sementara itu, manajemen BRI pusat menyatakan duka mendalam atas kehilangan salah satu karyawan terbaik mereka. Dalam pernyataan resmi, Direktur Utama BRI menyatakan akan memberikan bantuan penuh kepada keluarga korban, termasuk santunan dan pendampingan hukum. Kantor cabang Cempaka Putih untuk sementara ditutup, dengan layanan dialihkan ke cabang terdekat guna menghormati proses penyidikan.
Publik kini menunggu perkembangan lebih lanjut dari polisi. Apakah ini bagian dari sindikat kejahatan besar, atau sekadar aksi spontan? Yang jelas, video CCTV viral itu telah membuka mata banyak orang tentang bahaya yang mengintai di balik rutinitas sehari-hari. Semoga keadilan segera ditegakkan, dan kasus ini menjadi pelajaran bagi semua pihak untuk meningkatkan kewaspadaan.
