Diberdayakan oleh Blogger
Sports Liputan Lengkap

Laporkan Penyalahgunaan

Food Liputan Lengkap
Travel Liputan Lengkap
News Liputan Lengkap
Food Liputan Lengkap
Travel Liputan Lengkap
News
Sports
Food
Travel
Sports Liputan Lengkap
News Liputan Lengkap

Cari Blog Ini

  • November 202512
  • Oktober 202544
  • September 202554
  • Agustus 202593
  • Juli 202555

Mengenai Saya

Foto saya
Refnaldi Kurniawan
Front-end web developer at Kabar Riau
Lihat profil lengkapku

KabarSuaRakyat

  • Business
  • _Strategy
  • _Economy
  • _Finance
  • _Retail
  • _Advertising
  • _Careers
  • _Media
  • _Real Estate
  • Tech
  • _AI
  • _Enterprise
  • _Transportation
  • _Startups
  • _Innovation
  • Markets
  • _Stocks
  • _Crypto
  • _Currencies
  • Lifestyle
  • _Entertainment
  • _Culture
  • _Travel
  • _Food
  • _Health
  • _Parenting
  • Politics
  • _Military & Defense
  • _Law
  • _Education
  • Reviews
  • _Tech
  • Video
  • _Big Business
  • _Food Wars
  • News
  • _Football
  • _Otomotif
  • Beranda
  • Culture
  • Economy
  • Entertainment
  • Lifestyle
  • Media
  • Military & Defense
  • News
  • Politics

Geger! Menteri Israel Usul Anekasi Gaza Bertahap Jika Hamas Tak Serahkan Senjata, Hamas Sebut 'Panggilan Pemusnahan'

Oleh Refnaldi Kurniawan
Agustus 28, 2025
(Foto : ANTARA News)

Kabarsuarakyat - Konflik berkepanjangan di Timur Tengah kembali memanas setelah seorang menteri senior Israel mengajukan proposal kontroversial yang memicu reaksi keras dari kelompok Hamas. Dalam pernyataan yang disiarkan melalui konferensi pers di Yerusalem kemarin, Menteri Keamanan Nasional Israel, Itamar Ben-Gvir, mengusulkan rencana aneksasi wilayah Gaza secara bertahap sebagai respons atas ketegangan yang tak kunjung reda. Usulan ini dikaitkan langsung dengan tuntutan agar Hamas segera menyerahkan seluruh persenjataan mereka, atau menghadapi konsekuensi yang lebih berat. Sementara itu, dari pihak Gaza, juru bicara Hamas langsung mengecam langkah tersebut sebagai "panggilan pemusnahan" yang akan memperburuk penderitaan rakyat Palestina.

Usulan Ben-Gvir ini muncul di tengah eskalasi kekerasan yang telah berlangsung sejak awal tahun ini, di mana serangan roket sporadis dari Gaza dan operasi militer Israel menjadi rutinitas yang melelahkan bagi kedua belah pihak. Menurut Ben-Gvir, aneksasi bertahap akan dimulai dari wilayah perbatasan utara Gaza, termasuk area Beit Hanoun dan sekitarnya, jika Hamas tidak mematuhi ultimatum penyerahan senjata dalam waktu 30 hari ke depan. "Ini bukan ancaman, tapi langkah preventif untuk menjamin keamanan warga Israel," ujar Ben-Gvir dalam pidatonya yang disiarkan secara langsung oleh stasiun televisi nasional Israel. Ia menambahkan bahwa rencana ini telah didiskusikan secara internal di kabinet Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, meskipun belum ada konfirmasi resmi dari pemerintah pusat.

Langkah ini segera menuai kritik tajam dari berbagai kalangan, baik di dalam negeri maupun internasional. Di Israel sendiri, oposisi dari partai-partai kiri seperti Meretz menyebut usulan tersebut sebagai "provokasi yang berbahaya" yang bisa memicu perang habis-habisan. Sementara itu, dari sisi Palestina, respons datang cepat dan tegas. Ismail Haniyeh, pemimpin politik Hamas yang berbasis di Qatar, melalui pernyataan resminya menyatakan bahwa proposal aneksasi ini bukanlah sekadar politik, melainkan "seruan untuk pemusnahan massal terhadap rakyat Gaza." Haniyeh menekankan bahwa Hamas tidak akan pernah menyerahkan senjata mereka, yang ia sebut sebagai "alat pertahanan terakhir" melawan pendudukan Israel. "Ini adalah upaya sistematis untuk menghapus identitas Palestina dari peta dunia," tambahnya, sambil menyerukan solidaritas dari negara-negara Arab dan komunitas internasional.

Untuk memahami konteks lebih dalam, mari kita telusuri latar belakang konflik ini. Gaza, wilayah sempit yang dihuni lebih dari dua juta jiwa, telah berada di bawah blokade Israel sejak Hamas mengambil alih kekuasaan pada 2007. Blokade ini membatasi akses barang, obat-obatan, dan bahan bakar, yang sering kali memicu krisis kemanusiaan. Pada 2023, serangan besar-besaran Hamas ke wilayah Israel selatan memicu perang yang menewaskan ribuan orang dari kedua pihak, dan sejak itu, upaya gencatan senjata berulang kali gagal. Usulan aneksasi Ben-Gvir ini bisa dilihat sebagai ekstensi dari kebijakan pemukiman Israel di Tepi Barat, di mana ribuan hektar tanah Palestina telah diambil alih untuk perluasan pemukiman Yahudi. Namun, berbeda dengan Tepi Barat, Gaza memiliki dinamika yang lebih rumit karena statusnya sebagai enklave yang terpisah secara geografis.

Dampak potensial dari usulan ini sangat luas. Jika diterapkan, aneksasi bertahap bisa berarti relokasi paksa ribuan warga Gaza, pembangunan tembok perbatasan baru, dan integrasi wilayah tersebut ke dalam administrasi Israel. Para analis militer memperkirakan bahwa hal ini akan memicu gelombang protes massal, kemungkinan intifada baru, dan bahkan intervensi dari kelompok-kelompok bersenjata lain seperti Hizbullah di Lebanon. Di sisi ekonomi, Gaza yang sudah porak-poranda akibat perang berkepanjangan akan semakin terpuruk, dengan tingkat pengangguran yang mencapai 50 persen dan ketergantungan pada bantuan internasional yang semakin tipis.

Reaksi internasional pun mulai bergaung. Amerika Serikat, sekutu utama Israel, melalui juru bicara Departemen Luar Negeri menyatakan keprihatinan atas "langkah-langkah yang bisa memperburuk situasi." Meskipun demikian, Washington belum mengeluarkan kecaman resmi, mengingat dukungan militer mereka terhadap Israel tetap kuat. Di sisi lain, Uni Eropa dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mendesak dialog segera, dengan Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menyerukan "penghentian segala bentuk provokasi" untuk menghindari bencana kemanusiaan. Negara-negara Arab seperti Mesir dan Yordania, yang memiliki perjanjian damai dengan Israel, juga menyuarakan kekhawatiran, dengan Kairo menawarkan diri sebagai mediator untuk pembicaraan darurat.

Di tengah hiruk-pikuk ini, suara rakyat biasa sering kali terlupakan. Warga Gaza seperti Ahmed, seorang nelayan berusia 45 tahun yang kami wawancarai melalui sambungan telepon, mengungkapkan keputusasaannya. "Kami sudah lelah dengan perang ini. Aneksasi berarti kami kehilangan rumah, tanah, dan harapan. Bagaimana kami bisa menyerahkan senjata jika itu satu-satunya yang melindungi kami?" ceritanya. Sementara itu, di Tel Aviv, seorang aktivis perdamaian Israel bernama Miriam berpendapat bahwa usulan seperti ini justru melemahkan posisi Israel di mata dunia. "Kita butuh solusi dua negara, bukan aneksasi yang akan membuat kita terisolasi," katanya.

Situasi ini mengingatkan kita pada betapa rapuhnya perdamaian di Timur Tengah. Dengan usulan aneksasi ini, pintu dialog tampak semakin tertutup, sementara risiko konflik baru mengintai. Apakah ini akan menjadi titik balik menuju perundingan serius, atau justru pemicu ledakan besar? Hanya waktu yang akan menjawab, tapi satu hal pasti: rakyat di kedua sisi perbatasan terus menanggung beban berat dari ketegangan yang tak ada habisnya. Pantau terus perkembangan terbaru dari kami untuk update selanjutnya.

Tags:
  • Culture
  • Economy
  • Entertainment
  • Lifestyle
  • Media
  • Military & Defense
  • News
  • Politics
Bagikan:
Baca juga
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
Refnaldi Kurniawan
Refnaldi Kurniawan
Front-end web developer at Kabar Riau
Berita terkait
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
Berita terbaru
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
Tampilkan lebih banyak
Posting Komentar
Batal
Most popular
  • Heboh Pencopotan Kepsek SMPN 1 Prabumulih: Tegur Anak Pejabat atau Rahasia Chat Mesum yang Terbongkar?

    September 16, 2025
    Heboh Pencopotan Kepsek SMPN 1 Prabumulih: Tegur Anak Pejabat atau Rahasia Chat Mesum yang Terbongkar?
  • Mayat Misterius di Pinggir Kali Jakbar: Warga Heboh Saat Antar Anak Sekolah, Polisi Selidiki Penyebab Kematian!

    November 01, 2025
    Mayat Misterius di Pinggir Kali Jakbar: Warga Heboh Saat Antar Anak Sekolah, Polisi Selidiki Penyebab Kematian!
  • Heboh Selebriti Onadio Leonardo & Istri Digulung Polisi Gegara Narkoba, Kronologi Penangkapan yang Bikin Gempar Jagat Hiburan Indonesia!

    Oktober 31, 2025
    Heboh Selebriti Onadio Leonardo & Istri Digulung Polisi Gegara Narkoba, Kronologi Penangkapan yang Bikin Gempar Jagat Hiburan Indonesia!
  • Darurat Scam Online: Rp49 Triliun Raib dalam Setahun, 2 dari 3 Orang Indonesia Jadi Korban Penipuan Digital!

    November 06, 2025
    Darurat Scam Online: Rp49 Triliun Raib dalam Setahun, 2 dari 3 Orang Indonesia Jadi Korban Penipuan Digital!
  • Asmara Gelap & Dosa Bertubi: Dosen Cantik 37 Tahun Tewas di Tangan Oknum Polisi Muda di Jambi

    November 04, 2025
    Asmara Gelap & Dosa Bertubi: Dosen Cantik 37 Tahun Tewas di Tangan Oknum Polisi Muda di Jambi
Most popular tags
  • AI
  • Business
  • Crypto
  • Culture
  • Currencies
  • Economy
  • Enterprise
  • Entertainment
  • Film
  • Finance
  • Football
  • Health
  • Innovation
  • Lifestyle
  • Markets
  • Media
  • Military & Defense
  • News
  • Otomotif
  • Politics
  • Reviews
  • Startups
  • Stocks
  • Tech
  • Travel
Product Image
Rp106.607
KAMB setelan baju joging olahraga pria/celana badminton
Tiktok
Product Image
Rp128.392
Tas Ransel Pria Wanita Original HAOSHUAI
Tiktok
Product Image
Rp82.708
JAS HUJAN MODEL HOODIE TANPA ZIPER DEWASA PRIA WANITA
Tiktok
Product Image
Rp142.000
Malibu Long Pants Cotton Twill Stretched
Tiktok
Product Image
Rp146.300
Tamp-X Jaket Pria Corduroy Boxy Casual Jaket Korea Keren
Tiktok
Product Image
Rp144.992
celana jeans pria baggy pants straight panjang cowok casual
Tiktok
KabarSuaRakyat
Company
  • About Us
  • Advertise With Us
  • Contact Us
Legal & Privacy
  • Terms of Service
  • Privacy Policy
  • Disclaimer
News
  • Markets
  • Economics
  • Technology
  • Politics
  • Football
Market Data
  • Stocks
  • Crypto
Copyright © 2025 KabarSuaRakyat