Misteri TPPU Rp349 Triliun di Kemenkeu: Kasus Viral yang 'Bak Ditelan Bumi' Meski Sri Mulyani Kembali Berkuasa
Kabarsuarakyat - Bayangkan sebuah skandal keuangan raksasa yang sempat menggegerkan jagat maya, tapi tiba-tiba lenyap seperti ditelan bumi. Itulah gambaran kasus dugaan Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU) senilai Rp349 triliun di Kementerian Keuangan (Kemenkeu) yang meledak dua tahun lalu. Kini, di Agustus 2025, ketika Sri Mulyani Indrawati kembali duduk di kursi Menteri Keuangan, pertanyaan besar menggantung: Kemana hilangnya kasus ini? Apakah benar-benar terkubur, atau hanya menunggu waktu untuk meledak lagi?
Semua bermula dari laporan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) pada 2023, yang mengungkap aliran dana mencurigakan sebesar itu di tubuh Kemenkeu. Angka Rp349 triliun bukan main-main – cukup untuk membangun ribuan sekolah atau rumah sakit di seluruh Indonesia. Saat itu, berita ini langsung viral di media sosial, dengan hashtag #TPPU349T mendominasi timeline. Warga netizen ramai-ramai menuntut transparansi, sementara oposisi politik memanfaatkannya untuk menyerang pemerintah. "Ini bukan sekadar korupsi biasa, ini seperti gunung es yang puncaknya saja sudah bikin geleng-geleng kepala," kata seorang aktivis anti-korupsi yang enggan disebut namanya saat diwawancarai tim kami.
Tapi, apa yang terjadi selanjutnya? Investigasi mandek. PPATK menyerahkan data ke penegak hukum, tapi tak ada tindak lanjut signifikan. Beberapa pejabat Kemenkeu dicecar pertanyaan, tapi jawaban mereka seperti kabut tebal: "Semua sudah sesuai prosedur." Sri Mulyani, yang saat itu masih menjabat, membantah keterlibatan langsung dan menjanjikan audit menyeluruh. Namun, seiring pergantian kabinet, kasus ini perlahan memudar dari sorotan. Media besar berhenti memberitakan, dan publik sibuk dengan isu-isu baru seperti inflasi dan pemilu.
Kini, di 2025, Sri Mulyani kembali ke Kemenkeu setelah sempat istirahat sejenak. Pengangkatannya disambut applause dari kalangan ekonomi, tapi juga gumaman skeptis dari masyarakat. "Bu Sri kembali, tapi misteri Rp349 triliun kemana?" tanya seorang warganet di X, yang postingannya langsung disukai ribuan orang. Memang, kasus ini kembali viral bulan ini, dipicu oleh bocoran dokumen anonim yang beredar di forum online. Dokumen itu mengklaim ada keterlibatan pihak asing dan jaringan bisnis elite, tapi kebenarannya masih abu-abu.
Kenapa kasus ini terasa 'bak ditelan bumi'? Para pengamat menduga ada tekanan politik besar-besaran. "Di Indonesia, skandal keuangan seringkali mati suri karena melibatkan orang-orang berpengaruh," ujar seorang analis keuangan independen. Lagi pula, dengan ekonomi nasional yang sedang goyah pasca-pandemi, pemerintah mungkin enggan membuka luka lama yang bisa bikin investor kabur. Tapi, bagi rakyat biasa, ini soal keadilan. "Kita bayar pajak susah payah, tapi duitnya dicuci seenaknya?" keluh seorang karyawan swasta di Jakarta.
Meski begitu, ada harapan. Beberapa LSM anti-korupsi sedang menggalang petisi online untuk mendesak DPR memanggil Sri Mulyani lagi. "Ini saatnya transparansi total," kata koordinator petisi itu. PPATK juga disebut-sebut masih memantau, meski diam-diam. Apakah kasus ini akan bangkit seperti phoenix, atau tetap jadi misteri abadi? Yang jelas, di era digital ini, rahasia tak bisa disembunyikan selamanya.
