Diberdayakan oleh Blogger
Sports Liputan Lengkap

Laporkan Penyalahgunaan

Food Liputan Lengkap
Travel Liputan Lengkap
News Liputan Lengkap
Food Liputan Lengkap
Travel Liputan Lengkap
News
Sports
Food
Travel
Sports Liputan Lengkap
News Liputan Lengkap

Cari Blog Ini

  • November 202519
  • Oktober 202544
  • September 202554
  • Agustus 202593
  • Juli 202555

Mengenai Saya

Foto saya
Refnaldi Kurniawan
Front-end web developer at Kabar Riau
Lihat profil lengkapku

KabarSuaRakyat

  • Business
  • _Strategy
  • _Economy
  • _Finance
  • _Retail
  • _Advertising
  • _Careers
  • _Media
  • _Real Estate
  • Tech
  • _AI
  • _Enterprise
  • _Transportation
  • _Startups
  • _Innovation
  • Markets
  • _Stocks
  • _Crypto
  • _Currencies
  • Lifestyle
  • _Entertainment
  • _Culture
  • _Travel
  • _Food
  • _Health
  • _Parenting
  • Politics
  • _Military & Defense
  • _Law
  • _Education
  • Reviews
  • _Tech
  • Video
  • _Big Business
  • _Food Wars
  • News
  • _Football
  • _Otomotif
  • Beranda
  • Business
  • Currencies
  • Economy
  • Finance
  • Markets
  • Media
  • News
  • Politics

Revolusi Tarif Trump 2025: Mengapa Bisnis Furnitur Anda Bisa Bangkrut dalam Semalam!

Oleh Refnaldi Kurniawan
Agustus 24, 2025
(Foto : Kanal24)

Kabarsuarakyat - Di tengah hiruk-pikuk politik pasca-pemilu 2024, Presiden Donald Trump kembali ke Gedung Putih dengan janji besar: merevolusi perdagangan global untuk "membuat Amerika hebat lagi." Namun, di balik slogan itu, gelombang tarif baru yang diberlakukan sejak awal 2025 telah menjadi mimpi buruk bagi ribuan pengusaha kecil dan menengah di seluruh negeri. Khususnya, industri furnitur – yang selama ini bergantung pada impor murah dari Asia – kini menghadapi ancaman eksistensial. Bayangkan saja: pagi ini Anda membuka toko furnitur Anda dengan penuh semangat, tapi besok pagi, stok barang Anda tiba-tiba menjadi terlalu mahal untuk dijual, dan pelanggan hilang begitu saja. Inilah realitas pahit dari "Revolusi Tarif Trump 2025," yang bisa membuat bisnis furnitur Anda bangkrut dalam semalam.

Kebijakan tarif ini bukanlah kejutan total. Selama kampanye, Trump berulang kali menekankan perlunya melindungi pekerja Amerika dari "persaingan tidak adil" dari negara-negara seperti China, Vietnam, dan Indonesia. Mulai Januari 2025, administrasinya memberlakukan tarif impor hingga 60% pada barang-barang manufaktur, termasuk furnitur kayu, sofa, dan perabot rumah tangga lainnya. Alasan resmi? Untuk mendorong produksi domestik dan mengurangi defisit perdagangan yang mencapai rekor $1 triliun tahun lalu. Tapi bagi para pemilik bisnis furnitur, ini seperti bom waktu yang meledak tanpa peringatan.

Mari kita uraikan bagaimana tarif ini bekerja dan mengapa dampaknya begitu dahsyat. Pertama, mayoritas furnitur yang dijual di Amerika Serikat – sekitar 70% menurut data industri – berasal dari impor. China saja menyumbang hampir setengahnya, dengan harga yang jauh lebih rendah berkat rantai pasok yang efisien dan upah buruh yang kompetitif. Dengan tarif baru, biaya impor sebuah sofa kulit yang semula $200 bisa melonjak menjadi $320 atau lebih. Itu belum termasuk biaya pengiriman yang ikut naik karena ketegangan geopolitik di Laut China Selatan.

Ambil contoh kasus nyata dari seorang pengusaha furnitur di North Carolina, pusat industri furnitur Amerika. John Ramirez, pemilik Ramirez Home Furnishings, sebuah toko keluarga yang sudah beroperasi selama 30 tahun, menceritakan pengalamannya. "Kami biasa memesan kontainer furnitur dari Vietnam setiap bulan dengan harga grosir yang terjangkau," katanya dalam wawancara eksklusif. "Sekarang, dengan tarif 45% pada barang dari Asia Tenggara, margin keuntungan kami hilang. Kami harus menaikkan harga jual hingga 30%, dan pelanggan? Mereka beralih ke toko online raksasa seperti Amazon, yang entah bagaimana masih bisa menawarkan diskon karena skala mereka yang besar."

Ini bukan cerita tunggal. Asosiasi Produsen Furnitur Amerika (AFMA) melaporkan bahwa lebih dari 5.000 bisnis kecil di sektor ini terancam tutup dalam enam bulan ke depan. Mengapa begitu cepat? Karena siklus bisnis furnitur bergantung pada musim: penjualan melonjak di musim panas dan liburan akhir tahun. Tarif yang diterapkan mendadak membuat stok barang yang sudah dipesan sebelumnya menjadi "barang mati" – terlalu mahal untuk dijual, tapi sudah terlanjur dibeli. Hasilnya? Hutang menumpuk, karyawan dirumahkan, dan akhirnya, kebangkrutan.

Tapi tunggu dulu, apakah ada sisi positif dari revolusi ini? Pemerintah Trump berargumen bahwa tarif akan menciptakan lapangan kerja baru di pabrik-pabrik domestik. Memang, beberapa perusahaan besar seperti IKEA dan Ashley Furniture mulai membuka fasilitas produksi di negara bagian seperti Michigan dan Texas. Namun, transisi ini tidak semudah membalik telapak tangan. Biaya membangun pabrik baru mencapai miliaran dolar, dan butuh waktu bertahun-tahun untuk mencapai efisiensi seperti di Asia. Sementara itu, harga bahan baku seperti kayu dan kain ikut naik karena kekurangan pasokan global.

Lebih dalam lagi, dampaknya merembet ke konsumen biasa. Sebuah keluarga muda yang baru pindah rumah mungkin harus menunda pembelian furnitur baru karena harga yang naik 20-40%. Ini bisa memperlambat pemulihan ekonomi pasca-pandemi, di mana sektor properti dan ritel sudah goyah. Ekonom seperti Dr. Elena Vasquez dari Universitas Harvard memperingatkan, "Tarif ini seperti obat pahit yang dosisnya terlalu tinggi. Jangka pendek, bisnis kecil akan menderita; jangka panjang, kita mungkin melihat inflasi yang berkepanjangan."

Bagi pemilik bisnis furnitur, apa yang bisa dilakukan untuk bertahan? Pertama, diversifikasi sumber impor. Alih-alih bergantung sepenuhnya pada China, coba jelajahi pemasok dari Meksiko atau Kanada, yang terkena tarif lebih rendah berkat perjanjian USMCA. Kedua, investasikan dalam produksi lokal meski skala kecil – mungkin dengan bekerja sama antar pengusaha untuk membagi biaya. Ketiga, manfaatkan teknologi: gunakan e-commerce untuk menjangkau pelanggan yang mencari furnitur custom atau ramah lingkungan, yang bisa menjadi nilai jual unik di tengah krisis ini.

Revolusi Tarif Trump 2025 memang dirancang untuk mengubah lanskap bisnis Amerika, tapi bagi industri furnitur, ini lebih seperti gempa bumi daripada angin segar. Jika Anda pemilik toko furnitur, sekarang saatnya bertindak cepat sebelum "semalam" itu tiba. Politik mungkin berubah, tapi bisnis Anda harus tetap berdiri. Pantau perkembangan ini, karena di dunia perdagangan global, satu kebijakan bisa mengubah segalanya.

Tags:
  • Business
  • Currencies
  • Economy
  • Finance
  • Markets
  • Media
  • News
  • Politics
Bagikan:
Baca juga
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
Refnaldi Kurniawan
Refnaldi Kurniawan
Front-end web developer at Kabar Riau
Berita terkait
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
Berita terbaru
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
Tampilkan lebih banyak
Posting Komentar
Batal
Most popular
  • Darurat Scam Online: Rp49 Triliun Raib dalam Setahun, 2 dari 3 Orang Indonesia Jadi Korban Penipuan Digital!

    November 06, 2025
    Darurat Scam Online: Rp49 Triliun Raib dalam Setahun, 2 dari 3 Orang Indonesia Jadi Korban Penipuan Digital!
  • Geger Ledakan Bom Rakitan di SMAN 72 Jakarta: Siswa Korban Bullying Diduga Balas Dendam, Puluhan Terluka Saat Salat Jumat!

    November 07, 2025
    Geger Ledakan Bom Rakitan di SMAN 72 Jakarta: Siswa Korban Bullying Diduga Balas Dendam, Puluhan Terluka Saat Salat Jumat!
  • Asmara Gelap & Dosa Bertubi: Dosen Cantik 37 Tahun Tewas di Tangan Oknum Polisi Muda di Jambi

    November 04, 2025
    Asmara Gelap & Dosa Bertubi: Dosen Cantik 37 Tahun Tewas di Tangan Oknum Polisi Muda di Jambi
  • Cinta Segitiga Berakhir Tragis: Pria di Pamekasan Dibunuh dan Dibakar Hidup-Hidup oleh Mantan Pasutri!

    November 07, 2025
    Cinta Segitiga Berakhir Tragis: Pria di Pamekasan Dibunuh dan Dibakar Hidup-Hidup oleh Mantan Pasutri!
  • Tragedi di Kayuagung: Dua Kakak Tega Habisi Adiknya Usai Pesta Mabuk — Motif Sakit Hati atau Ketegangan Keluarga?

    November 03, 2025
    Tragedi di Kayuagung: Dua Kakak Tega Habisi Adiknya Usai Pesta Mabuk — Motif Sakit Hati atau Ketegangan Keluarga?
Most popular tags
  • AI
  • Business
  • Crypto
  • Culture
  • Currencies
  • Economy
  • Enterprise
  • Entertainment
  • Film
  • Finance
  • Football
  • Health
  • Innovation
  • Lifestyle
  • Markets
  • Media
  • Military & Defense
  • News
  • Otomotif
  • Politics
  • Reviews
  • Startups
  • Stocks
  • Tech
  • Travel
Product Image
Rp106.607
KAMB setelan baju joging olahraga pria/celana badminton
Tiktok
Product Image
Rp128.392
Tas Ransel Pria Wanita Original HAOSHUAI
Tiktok
Product Image
Rp82.708
JAS HUJAN MODEL HOODIE TANPA ZIPER DEWASA PRIA WANITA
Tiktok
Product Image
Rp142.000
Malibu Long Pants Cotton Twill Stretched
Tiktok
Product Image
Rp146.300
Tamp-X Jaket Pria Corduroy Boxy Casual Jaket Korea Keren
Tiktok
Product Image
Rp144.992
celana jeans pria baggy pants straight panjang cowok casual
Tiktok
KabarSuaRakyat
Company
  • About Us
  • Advertise With Us
  • Contact Us
Legal & Privacy
  • Terms of Service
  • Privacy Policy
  • Disclaimer
News
  • Markets
  • Economics
  • Technology
  • Politics
  • Football
Market Data
  • Stocks
  • Crypto
Copyright © 2025 KabarSuaRakyat