Demo Ojol 17 September: Ribuan Pengemudi Geruduk Istana dan DPR, Ini 7 Tuntutan Utama Mereka
Tuntutan 1: Pengesahan RUU Transportasi Online
Salah satu tuntutan utama yang diajukan oleh pengemudi ojol adalah segera disahkannya Rancangan Undang-Undang (RUU) Transportasi Online. Mereka merasa bahwa undang-undang ini sangat penting untuk melindungi hak-hak mereka sebagai pekerja yang terhubung dengan platform digital. Selama ini, pengemudi ojol beroperasi tanpa perlindungan hukum yang jelas, yang menyebabkan ketidakpastian dalam penghasilan mereka. Oleh karena itu, mereka meminta pemerintah untuk segera menyelesaikan pembahasan dan pengesahan RUU ini, agar para pengemudi ojol mendapatkan hak-hak yang lebih jelas dan terlindungi secara hukum.
Tuntutan 2: Penurunan Tarif yang Lebih Adil
Selain itu, para pengemudi ojol juga menuntut adanya penurunan tarif komisi yang dibebankan oleh platform kepada mereka. Dalam beberapa tahun terakhir, tarif komisi yang dipotong oleh aplikasi ride-hailing semakin tinggi, sementara pengemudi merasa bahwa pendapatan mereka tidak sebanding dengan biaya yang mereka keluarkan, seperti bahan bakar, perawatan kendaraan, dan asuransi. Mereka meminta adanya transparansi dalam struktur tarif dan komisi, serta perubahan yang memungkinkan mereka mendapatkan bagian yang lebih adil dari tarif yang dibayarkan oleh pelanggan.
Tuntutan 3: Perbaikan Sistem Keamanan Pengemudi
Keamanan pengemudi juga menjadi isu penting dalam tuntutan ini. Banyak pengemudi yang merasa tidak dilindungi saat bekerja, terutama dalam menghadapi potensi kekerasan fisik atau ancaman dari penumpang. Kasus pengemudi yang menjadi korban kekerasan di jalanan semakin sering dilaporkan, namun penanganan dari pihak platform dan pemerintah dirasa belum maksimal. Oleh karena itu, mereka meminta agar sistem keamanan pengemudi diperbaiki, seperti penguatan fitur pelaporan kejadian darurat, asuransi kecelakaan yang lebih baik, dan pembaruan teknologi yang lebih canggih untuk mengantisipasi tindakan kriminal.
Tuntutan 4: Kepastian Pekerjaan dan Jaminan Kesehatan
Para pengemudi ojol juga menuntut adanya jaminan kesehatan dan sosial yang lebih baik. Sebagai pekerja dengan status yang tidak tetap, banyak dari mereka yang tidak mendapatkan jaminan kesehatan atau pensiun. Hal ini membuat mereka merasa rentan secara finansial, terutama jika mereka mengalami kecelakaan atau sakit. Oleh karena itu, mereka menuntut agar platform memberikan akses kepada pengemudi untuk memperoleh jaminan kesehatan yang layak, serta sistem pensiun yang memadai agar mereka bisa lebih tenang dalam menjalani profesinya.
Tuntutan 5: Penghentian Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) Sepihak
Pengemudi juga mengeluhkan praktik pemutusan hubungan kerja (PHK) sepihak yang dilakukan oleh platform. Mereka mengaku sering kali menerima pemutusan kontrak tanpa alasan yang jelas atau tanpa mendapat pembelaan yang memadai. PHK sepihak ini menambah beban mental dan ekonomi para pengemudi, yang sering kali tidak memiliki kepastian kerja. Oleh karena itu, mereka meminta adanya perlindungan hukum agar setiap keputusan pemutusan hubungan kerja dapat melalui prosedur yang adil dan transparan.
Tuntutan 6: Peningkatan Fasilitas dan Infrastruktur Pendukung
Selain itu, para pengemudi ojol juga mengajukan tuntutan terkait dengan peningkatan fasilitas dan infrastruktur yang mendukung pekerjaan mereka. Salah satu contohnya adalah adanya tempat istirahat yang layak, tempat parkir yang aman, serta layanan pemeliharaan kendaraan yang terjangkau. Fasilitas yang buruk dan tidak memadai selama bekerja menjadi salah satu faktor yang menghambat kenyamanan dan efisiensi kerja pengemudi. Oleh karena itu, mereka berharap pemerintah dan platform dapat berkolaborasi untuk menyediakan fasilitas yang mendukung kebutuhan mereka.
Tuntutan 7: Penurunan Harga Bahan Bakar dan Subsidi
Harga bahan bakar yang terus merangkak naik juga menjadi masalah besar bagi pengemudi ojol. Setiap kenaikan harga bahan bakar langsung berimbas pada pengeluaran mereka. Sebagai pengemudi yang sebagian besar pendapatannya tergantung pada jarak tempuh dan jumlah penumpang, kenaikan harga bahan bakar membuat mereka harus bekerja lebih keras untuk mempertahankan pendapatan yang stabil. Oleh karena itu, mereka meminta agar pemerintah memberikan subsidi bahan bakar atau kebijakan yang dapat menurunkan harga bahan bakar, guna mengurangi beban biaya operasional yang mereka tanggung.
Tantangan Aksi Unjuk Rasa
Aksi demonstrasi ini berpotensi menimbulkan gangguan pada lalu lintas dan pelayanan transportasi di Jakarta, mengingat banyaknya pengemudi yang terlibat. Pemerintah dan pihak terkait perlu menanggapi dengan bijak agar tidak terjadi kericuhan yang lebih besar. Meski demikian, tuntutan pengemudi ojol ini mencerminkan keresahan yang telah lama terpendam, dan bisa menjadi momentum penting bagi perubahan kebijakan yang lebih adil bagi para pekerja berbasis platform digital.
Harapan untuk Perubahan
Demo ini bukan hanya sekadar unjuk rasa, melainkan juga wujud dari harapan pengemudi ojol untuk mendapatkan pengakuan dan perlindungan yang layak sebagai pekerja. Mereka menginginkan perubahan yang nyata dalam kebijakan dan pengelolaan pekerjaan mereka. Pemerintah dan platform diharapkan dapat mendengarkan dan merespons tuntutan ini dengan langkah yang konkrit, untuk menciptakan sistem yang lebih adil dan berkelanjutan bagi semua pihak.
Dengan hadirnya RUU Transportasi Online yang diharapkan segera disahkan, dan perbaikan dalam kebijakan yang mendukung kesejahteraan pengemudi, diharapkan bahwa aksi ini dapat memberikan dampak positif bagi seluruh pihak, baik pengemudi ojol, pemerintah, maupun masyarakat pengguna jasa.
