Inggris Resmi Akui Negara Palestina Hari Ini: Langkah Bersejarah yang Mengguncang Timur Tengah!
Pengakuan ini datang di tengah eskalasi ketegangan di wilayah Gaza dan Tepi Barat, di mana konflik antara Israel dan Palestina telah menelan ribuan korban jiwa dalam beberapa tahun terakhir. Starmer, yang memimpin Partai Buruh sejak 2024, menekankan bahwa keputusan ini adalah bagian dari komitmen Inggris untuk mendukung solusi dua negara – di mana Israel dan Palestina hidup berdampingan secara aman dan damai. "Hari ini, kami mengambil langkah berani untuk mengakui hak Palestina atas kedaulatan mereka," ujar Starmer dalam pidatonya yang disiarkan secara langsung. "Ini bukan akhir dari perjuangan, tapi awal dari dialog yang lebih adil."
Latar Belakang Pengakuan yang Sudah Lama Dinanti
Untuk memahami betapa pentingnya pengumuman ini, kita perlu melihat ke belakang. Konflik Israel-Palestina telah berlangsung selama puluhan tahun, dimulai sejak pendudukan wilayah Palestina oleh Israel pada 1967. Inggris sendiri memiliki sejarah panjang di kawasan ini, terutama melalui Deklarasi Balfour pada 1917, yang sering dikritik karena membuka jalan bagi pendirian negara Israel tanpa mempertimbangkan hak penduduk Palestina asli.
Selama bertahun-tahun, lebih dari 140 negara anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah mengakui Palestina sebagai negara merdeka, termasuk sebagian besar negara di Asia, Afrika, dan Amerika Latin. Namun, negara-negara Barat seperti Amerika Serikat, Jerman, dan sebelumnya Inggris, enggan melakukannya karena khawatir merusak hubungan dengan Israel. Keputusan Inggris hari ini mengikuti jejak Kanada dan Australia, yang juga mengumumkan pengakuan serupa dalam waktu yang hampir bersamaan, menciptakan gelombang solidaritas dari negara-negara Persemakmuran Inggris.
Menurut analis politik, timing pengumuman ini tidak kebetulan. Di tengah kritik global terhadap kebijakan Israel di Gaza, termasuk tuduhan pelanggaran hak asasi manusia, pemerintahan Starmer melihat ini sebagai kesempatan untuk mereposisi Inggris sebagai pemimpin dalam diplomasi internasional. "Ini adalah respons terhadap tekanan dari masyarakat sipil dan partai oposisi di dalam negeri," kata seorang pakar Timur Tengah dari Universitas Oxford, yang tidak ingin disebutkan namanya. "Rakyat Inggris semakin vokal menuntut keadilan bagi Palestina, terutama setelah demonstrasi besar-besaran di London tahun lalu."
Reaksi dari Berbagai Pihak: Campuran Dukungan dan Penolakan
Pengumuman ini langsung memicu reaksi beragam dari seluruh dunia. Di Ramallah, ibu kota Otoritas Palestina, Presiden Mahmoud Abbas menyambut baik keputusan Inggris sebagai "kemenangan diplomatik yang lama ditunggu." Abbas menyatakan bahwa pengakuan ini akan memperkuat posisi Palestina di forum internasional, termasuk di Majelis Umum PBB yang akan segera digelar. "Ini membuktikan bahwa dunia mulai membuka mata terhadap penderitaan rakyat kami," katanya dalam konferensi pers.
Di sisi lain, pemerintah Israel bereaksi keras. Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menyebut langkah Inggris sebagai "kesalahan bersejarah" yang bisa membahayakan keamanan regional. "Pengakuan sepihak seperti ini hanya akan mendorong ekstremisme dan menghambat proses perdamaian," ujar Netanyahu melalui pernyataan resminya. Israel, yang didukung kuat oleh Amerika Serikat, menegaskan bahwa negosiasi langsung adalah satu-satunya jalan menuju solusi, bukan pengakuan unilateral dari luar.
Amerika Serikat, sekutu terdekat Israel, juga menyatakan kekecewaan. Juru bicara Gedung Putih mengatakan bahwa pengakuan prematur bisa mengganggu upaya mediasi yang sedang berlangsung. Namun, di kalangan aktivis hak asasi manusia, seperti Amnesty International dan Human Rights Watch, keputusan Inggris dipuji sebagai langkah maju. "Ini bisa menjadi katalisator bagi negara-negara Eropa lain untuk mengikuti," kata seorang perwakilan Amnesty.
Di dalam negeri Inggris, respons terbelah. Kelompok pro-Palestina seperti Palestine Solidarity Campaign merayakannya dengan demonstrasi di depan Downing Street, sementara kelompok pro-Israel menyerukan boikot dan protes. Partai Konservatif, sebagai oposisi, mengkritik Starmer karena dianggap melemahkan aliansi dengan Israel, yang krusial untuk keamanan nasional.
Implikasi Jangka Panjang bagi Timur Tengah dan Dunia
Pengakuan Inggris atas negara Palestina bukan sekadar simbolis. Secara praktis, ini bisa membuka pintu bagi bantuan ekonomi dan diplomatik yang lebih besar bagi Palestina. Inggris berjanji untuk meningkatkan dukungan pembangunan di Tepi Barat dan Gaza, termasuk investasi di sektor pendidikan dan kesehatan. Selain itu, status baru ini memungkinkan Palestina untuk bergabung dengan lebih banyak organisasi internasional, memperkuat klaim mereka atas wilayah yang diduduki.
Bagi Timur Tengah secara keseluruhan, langkah ini bisa mengguncang keseimbangan kekuatan. Negara-negara Arab seperti Arab Saudi dan Uni Emirat Arab, yang baru-baru ini menormalisasi hubungan dengan Israel melalui Abraham Accords, mungkin terdorong untuk menekan Israel lebih keras dalam isu Palestina. Di sisi lain, ada risiko eskalasi konflik jika Israel merespons dengan kebijakan yang lebih ketat di wilayah pendudukan.
Dari perspektif global, pengakuan ini menandai pergeseran dalam politik Barat terhadap isu Palestina. Setelah bertahun-tahun didominasi oleh narasi pro-Israel, kini ada momentum baru untuk keseimbangan. "Ini bisa menjadi titik balik," kata seorang diplomat veteran. "Jika lebih banyak negara mengikuti, proses perdamaian dua negara yang selama ini mandek bisa kembali bergulir."
Menuju Masa Depan yang Lebih Damai?
Meski penuh harapan, pengakuan Inggris ini hanyalah satu langkah dalam perjalanan panjang. Tantangan utama tetap ada: bagaimana mewujudkan batas-batas negara yang adil, status Yerusalem, hak pengungsi Palestina, dan keamanan bagi kedua belah pihak. Starmer menegaskan bahwa Inggris akan terus mendukung negosiasi di bawah naungan PBB, sambil menyerukan gencatan senjata segera di Gaza.
Bagi rakyat Palestina, hari ini adalah momen bersejarah yang membawa angin segar. Di jalanan Gaza dan Ramallah, warga merayakannya dengan harapan bahwa pengakuan ini akan membawa perubahan nyata dalam kehidupan sehari-hari mereka. Sementara itu, dunia menyaksikan dengan napas tertahan, bertanya-tanya apakah langkah berani ini akan membawa perdamaian atau justru konflik baru di Timur Tengah yang selalu penuh gejolak.
Tetap pantau perkembangan terbaru mengenai pengakuan negara Palestina oleh Inggris dan dampaknya terhadap konflik Israel-Palestina. Apakah ini awal dari era baru? Hanya waktu yang akan menjawab.
