Dendam Membara Berujung Maut: 3 Pekerja Sadis Gorok Leher Mandor Pakai Gergaji di Proyek Gianyar Bali!
Peristiwa mengerikan ini berlangsung di sebuah situs proyek konstruksi di kawasan Gianyar, Bali, yang sedang membangun kompleks perumahan mewah. Korban, seorang pria berusia 45 tahun bernama Wayan Surya (bukan nama sebenarnya), dikenal sebagai mandor yang tegas dan disiplin. Namun, di balik sikapnya itu, ternyata ada ketegangan yang telah lama terpendam antara dia dan tiga pekerjanya. Menurut keterangan awal dari saksi mata, perselisihan dimulai dari masalah upah yang tak kunjung dibayar penuh, ditambah tuntutan kerja lembur yang berlebihan tanpa kompensasi layak.
Kronologi Kejadian yang Mengerikan
Semuanya bermula pada pagi yang cerah di akhir Oktober lalu, ketika proyek sedang memasuki tahap finishing. Wayan Surya, seperti biasa, memimpin rapat pagi dengan timnya. Saat itu, ketiga pekerja—mari kita sebut mereka Made, Nyoman, dan Kadek, yang berusia antara 25 hingga 35 tahun—mulai menyuarakan ketidakpuasan mereka. Debat sengit pun meletus, tapi tak ada yang menduga bahwa amarah itu akan berujung pada kekerasan ekstrem.
Menjelang siang, ketika sebagian besar pekerja lain sedang istirahat makan, ketiga pelaku mendekati korban di area terpencil proyek. Mereka membawa gergaji kayu yang biasa digunakan untuk memotong material bangunan. Tanpa ampun, salah satu dari mereka menyerang dari belakang, menggorok leher Wayan dengan cepat dan brutal. Korban sempat berjuang, tapi luka parah membuatnya tak berdaya. Mayatnya ditemukan oleh rekan kerja lain yang mendengar jeritan, dengan darah berceceran di sekitar lokasi.
Saksi yang melihat kejadian dari kejauhan menggambarkan adegan itu sebagai sesuatu yang keluar dari film horor. "Saya lihat mereka bertiga mengepung mandor, lalu tiba-tiba ada gergaji itu. Semua terjadi begitu cepat," ujar seorang pekerja anonim yang enggan disebut namanya karena takut balasan. Polisi tiba di lokasi dalam hitungan menit setelah laporan darurat, dan menemukan para pelaku masih berada di sekitar proyek, seolah tak percaya dengan apa yang baru saja mereka lakukan.
Motif di Balik Dendam yang Mematikan
Dari penyelidikan awal kepolisian, motif utama adalah dendam akibat eksploitasi kerja. Ketiga pelaku mengaku bahwa Wayan sering kali memotong upah mereka dengan alasan kinerja buruk, padahal jam kerja mereka melebihi batas normal. Selain itu, ada isu pelecehan verbal yang berulang, di mana korban kerap menghina para pekerja dengan kata-kata kasar di depan umum. "Ini bukan sekadar marah sesaat. Dendam ini sudah menumpuk berbulan-bulan," kata seorang sumber dekat dengan investigasi.
Di Bali, di mana industri konstruksi sedang booming berkat pariwisata yang pulih pasca-pandemi, kasus seperti ini bukanlah yang pertama. Banyak pekerja migran dari pulau-pulau sekitar datang ke Gianyar untuk mencari nafkah, tapi sering kali menghadapi kondisi kerja yang tak manusiawi. Upah minimum yang rendah, kurangnya perlindungan keselamatan, dan tekanan dari pemilik proyek membuat situasi semakin panas. Para ahli sosial menilai bahwa insiden ini mencerminkan masalah struktural yang lebih dalam di sektor tenaga kerja Indonesia.
Respons Cepat Aparat dan Dampak Sosial
Tim Reserse Kriminal Polres Gianyar langsung mengamankan ketiga pelaku di hari yang sama. Mereka kini ditahan di Mapolres untuk proses hukum lebih lanjut. Barang bukti, termasuk gergaji berlumuran darah, telah diamankan dan akan menjadi kunci dalam persidangan. Kepala Kepolisian Daerah Bali menyatakan bahwa kasus ini akan ditangani secara transparan untuk memberikan keadilan bagi korban dan keluarganya.
Keluarga Wayan Surya, yang tinggal di desa terdekat, tengah berduka mendalam. Istri korban mengungkapkan keterkejutannya, karena suaminya dikenal sebagai pencari nafkah yang gigih. "Dia kerja keras untuk kami, tapi tak ada yang tahu ada dendam seperti ini," katanya dengan suara bergetar. Sementara itu, para pekerja lain di proyek tersebut kini trauma dan menuntut audit keselamatan dari pihak kontraktor.
Masyarakat Gianyar pun ikut terguncang. Banyak yang membahas kasus ini di media sosial, dengan tagar #KeadilanUntukPekerja dan #StopEksploitasiKerja menjadi trending. Aktivis hak buruh menyerukan reformasi, termasuk penerapan undang-undang ketenagakerjaan yang lebih ketat dan mediasi konflik di tempat kerja. "Ini pelajaran bagi semua pihak. Dendam kecil bisa jadi bom waktu jika tak ditangani," ujar seorang aktivis lokal.
Pelajaran dari Tragedi Ini
Kasus pembunuhan mandor di proyek Gianyar ini bukan hanya cerita horor semata, tapi cermin dari isu sosial yang lebih luas di Indonesia. Di tengah pertumbuhan ekonomi yang pesat, khususnya di Bali sebagai destinasi wisata dunia, kita harus memastikan bahwa kemajuan itu tak mengorbankan nyawa manusia. Para pemilik proyek, pemerintah, dan serikat buruh perlu duduk bersama untuk mencegah kejadian serupa.
Bagi para pekerja, ingatlah bahwa ada jalur hukum untuk menyelesaikan perselisihan, bukan kekerasan. Dan untuk mandor serta atasan, sikap empati dan adil bisa mencegah dendam yang membara. Semoga tragedi ini menjadi titik balik menuju lingkungan kerja yang lebih aman dan manusiawi di tanah air kita.
Tetap pantau update berita terkini di situs kami untuk informasi lebih lanjut seputar kasus pembunuhan di Bali dan isu sosial lainnya. Bagikan artikel ini jika Anda setuju bahwa keadilan harus ditegakkan!
