Diberdayakan oleh Blogger
Sports Liputan Lengkap

Laporkan Penyalahgunaan

Food Liputan Lengkap
Travel Liputan Lengkap
News Liputan Lengkap
Food Liputan Lengkap
Travel Liputan Lengkap
News
Sports
Food
Travel
Sports Liputan Lengkap
News Liputan Lengkap

Cari Blog Ini

  • November 202536
  • Oktober 202544
  • September 202554
  • Agustus 202593
  • Juli 202555

Kontributor

  • Foto saya Ishar Yulian Satriani
  • Foto saya Refnaldi Kurniawan

KabarSuaRakyat

  • Business
  • _Strategy
  • _Economy
  • _Finance
  • _Retail
  • _Advertising
  • _Careers
  • _Media
  • _Real Estate
  • Tech
  • _AI
  • _Enterprise
  • _Transportation
  • _Startups
  • _Innovation
  • Markets
  • _Stocks
  • _Crypto
  • _Currencies
  • Lifestyle
  • _Entertainment
  • _Culture
  • _Travel
  • _Food
  • _Health
  • _Parenting
  • Politics
  • _Military & Defense
  • _Law
  • _Education
  • Reviews
  • _Tech
  • Video
  • _Big Business
  • _Food Wars
  • News
  • _Football
  • _Otomotif
  • Beranda
  • Enterprise
  • Entertainment
  • Innovation
  • Lifestyle
  • Media
  • News

Milad Muhammadiyah 113 Tahun: Gerakan Islam Modernis yang Ubah Wajah Indonesia, Tema Baru 'Kesejahteraan Bangsa' Jadi Sorotan Utama!

Oleh Refnaldi Kurniawan
November 18, 2025
Milad Muhammadiyah 113 Tahun: Gerakan Islam Modernis yang Ubah Wajah Indonesia, Tema Baru 'Kesejahteraan Bangsa' Jadi Sorotan Utama!

(Foto : Muhammadiyah)

Kabarsuarakyat - Di tengah hiruk-pikuk Bandung yang selalu ramai, Kampus Universitas Muhammadiyah Bandung pagi ini berubah menjadi pusat perayaan nasional. Ribuan warga Muhammadiyah dari berbagai penjuru negeri berkumpul, mengenakan seragam putih khas yang melambangkan kemurnian dan semangat perjuangan. Hari ini, 18 November 2025, organisasi Islam terbesar di Indonesia ini merayakan milad ke-113 tahunnya. Bukan sekadar pesta ulang tahun, tapi momentum refleksi panjang: bagaimana sebuah gerakan yang lahir di sebuah rumah sederhana di Yogyakarta pada 1912 kini telah mengubah wajah Indonesia dari desa hingga kota metropolitan.

Bayangkan sejenak: lebih dari satu abad lalu, seorang guru bernama K.H. Ahmad Dahlan berdiri di depan jemaah Masjid Kauman, menyerukan pembaruan Islam yang tak hanya ritual, tapi juga aksi nyata untuk bangsa. Saat itu, kolonialisme Belanda masih menindas, kemiskinan merajalela, dan pendidikan bagi rakyat kecil hanyalah mimpi. Muhammadiyah lahir sebagai jawaban: Islam yang progresif, modern, dan inklusif. Kini, 113 tahun kemudian, gerakan ini tak lagi sekadar organisasi keagamaan. Ia adalah mesin pembangun bangsa – dengan jutaan anggota, ribuan sekolah, puluhan rumah sakit, dan program sosial yang menyentuh jutaan jiwa. Tema milad tahun ini, "Memajukan Kesejahteraan Bangsa", bukanlah frasa kosong. Ia adalah panggilan darurat di era pasca-pandemi, di mana kesenjangan sosial masih menjadi luka terbuka Indonesia.

Akar Sejarah: Dari Kauman ke Seluruh Nusantara

Untuk memahami mengapa Muhammadiyah begitu berpengaruh, kita harus mundur ke masa lalu. Pada 18 November 1912, KH Ahmad Dahlan mendeklarasikan berdirinya Muhammadiyah di tengah tekanan zaman. Inspirasi utamanya? Al-Qur'an dan Sunnah, tapi dengan lensa modern: kembali ke sumber ajaran Islam murni, tanpa tambahan budaya yang membebani. Dahlan melihat Islam bukan hanya ibadah pribadi, tapi alat emansipasi sosial. Ia mendirikan sekolah pertama Muhammadiyah di 1917, yang mengajarkan bukan hanya agama, tapi juga sains, matematika, dan keterampilan praktis. Saat itu, perempuan Indonesia jarang mengenyam pendidikan formal – Muhammadiyah justru membuka gerbangnya lebar-lebar.

Perjalanan ini penuh liku. Di era Orde Lama, Muhammadiyah menjadi tulang punggung perjuangan kemerdekaan, menyumbang tokoh-tokoh seperti Ki Hajar Dewantara dan Mohammad Natsir. Pasca-kemerdekaan, di tengah gejolak politik, organisasi ini tetap fokus pada amal usaha: mendirikan rumah sakit, panti asuhan, dan koperasi yang menolong rakyat kecil. Bayangkan, saat banjir besar melanda Jakarta tahun 1960-an, relawan Muhammadiyah yang pertama tiba di lokasi, membawa makanan dan obat-obatan. Itulah DNA Muhammadiyah: dakwah bil hal, atau dakwah melalui perbuatan nyata.

Hari ini, jejaknya terlihat di mana-mana. Lebih dari 170 perguruan tinggi Muhammadiyah tersebar dari Aceh hingga Papua, mendidik generasi muda yang siap bersaing global. Rumah sakit seperti RSCM di Jakarta atau RSU Muhammadiyah di Yogyakarta tak hanya menyembuhkan tubuh, tapi juga jiwa – dengan layanan gratis bagi yang tak mampu. Dan jangan lupakan Aisyiyah, sayap perempuan yang sejak 1917 telah memberdayakan ibu-ibu rumah tangga menjadi pemimpin komunitas, dokter, dan pengusaha.

Tema 'Kesejahteraan Bangsa': Bukan Slogan, Tapi Roadmap Masa Depan

Apa yang membuat milad tahun ini spesial? Tema "Memajukan Kesejahteraan Bangsa" yang diusung Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Diungkapkan oleh Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir, tema ini lahir dari dinamika bangsa yang kompleks: pemulihan ekonomi pasca-pandemi, inflasi yang menyengat, dan kesenjangan yang makin lebar antara kota dan desa. "Kesejahteraan bukan hanya soal duit di kantong," tegas Nashir dalam pidato pembuka acara di Bandung pagi ini. "Ia adalah keseimbangan lahir dan batin – rohani yang tenang, moral yang kuat, dan sosial yang adil. Sejalan dengan sila kelima Pancasila: keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia."

Bayangkan skenario nyata: di sebuah desa terpencil di Jawa Tengah, program koperasi Muhammadiyah telah mengubah petani subsisten menjadi pengusaha kecil. Mereka tak lagi bergantung pada rentenir, tapi punya akses modal halal dan pelatihan digital. Atau di Kalimantan, Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) baru saja diverifikasi oleh WHO sebagai Emergency Medical Team pada Oktober lalu – tim yang siap tanggap bencana, dari gempa hingga banjir bandang. Tema ini mendorong Muhammadiyah untuk memperluas jangkauan: integrasi AI dalam kurikulum sekolah untuk persiapan revolusi industri 4.0, klinik kesehatan mental yang murah meriah, dan kampanye anti-korupsi berbasis masjid.

Di acara resepsi nasional hari ini, yang dihadiri Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi dan sejumlah menteri, Nashir menekankan kolaborasi. "Pemerintah punya kebijakan, tapi Muhammadiyah punya jaringan akar rumput. Bersama, kita wujudkan Indonesia emas 2045." Sorotan utama jatuh pada logo milad: siluet Gedung Sate Bandung yang melambangkan identitas nasional, dikelilingi cahaya matahari – simbol pencerahan Muhammadiyah. Logo itu bukan sekadar gambar; ia adalah pengingat bahwa gerakan ini fleksibel, modern, tapi tetap berpijak pada nilai inti.

Dampak Nyata: Kisah-Kisah yang Menginspirasi

Untuk membuatnya lebih hidup, mari kita zoom in ke cerita-cerita manusia di balik angka-angka itu. Ambil contoh Siti, seorang guru di SD Muhammadiyah di pinggiran Surabaya. Dulu, ia dropout karena biaya sekolah mahal. Kini, berkat beasiswa Aisyiyah, Siti tak hanya lulus S1, tapi juga mengajar 40 anak miskin – termasuk anak-anak migran yang sering terpinggirkan. "Muhammadiyah ubah hidup saya," katanya sambil tersenyum, mata berkaca-kaca, saat diwawancarai di pinggir lapangan acara milad. Kisah seperti ini bukan kebetulan; ia adalah hasil dari jaringan 12.000 sekolah dasar Muhammadiyah yang fokus pada pendidikan inklusif.

Lalu ada Budi, pengusaha kecil di Yogyakarta yang bangkit dari keterpurukan pandemi berkat program pemberdayaan ekonomi Muhammadiyah. "Dulu, usaha katering saya hampir bangkrut. Tapi pelatihan kewirausahaan dari Baitul Mal Muhammadiyah beri saya modal dan pasar online. Sekarang, saya bisa ciptakan lapangan kerja untuk 10 orang," ceritanya. Di sisi lain, di tengah isu kesehatan mental yang meledak pasca-COVID, klinik Muhammadiyah di Jakarta Selatan telah tangani ribuan pasien dengan terapi berbasis spiritual – gabungan psikologi Barat dan nilai-nilai Islam.

Bahkan di luar negeri, Muhammadiyah berperan. Diplomasi kemanusiaan mereka, seperti bantuan ke pengungsi Rohingya, menunjukkan bahwa "kesejahteraan bangsa" tak berhenti di perbatasan. Ini semua menegaskan: Muhammadiyah bukan lagi gerakan lokal, tapi aktor global yang membawa wajah Islam Indonesia yang ramah dan progresif.

Tantangan ke Depan: Di Antara Harapan dan Realita

Tentu, tak ada perjalanan tanpa rintangan. Di era digital ini, Muhammadiyah harus hadapi hoaks yang menyerang nilai-nilai Islam moderat, serta persaingan dengan lembaga pendidikan swasta bonafide. Kesenjangan digital di daerah terpencil juga jadi PR besar – bagaimana memastikan anak-anak Papua punya akses internet untuk belajar online? Nashir mengakui ini dalam pidatonya: "Kita harus adaptif, tapi tak boleh kehilangan esensi. Dakwah kita harus relevan dengan zaman, tapi tetap berpijak pada tauhid."

Lebih jauh, tema kesejahteraan ini juga panggilan untuk introspeksi nasional. Indonesia, dengan PDB yang tumbuh 5% tahun ini, masih punya 25 juta orang miskin. Bagaimana Muhammadiyah bisa dorong pemerintah agar kebijakan seperti Kartu Prakerja lebih inklusif? Atau, dalam konteks pemilu mendatang, bagaimana gerakan ini tetap netral tapi vokal soal korupsi? Jawabannya ada di komitmen: memperkuat civil society yang mandiri, di mana masjid bukan hanya tempat sholat, tapi pusat diskusi kebijakan.

Penutup: Cahaya yang Terus Bersinar

Saat senja menyelimuti Bandung, acara milad ditutup dengan doa bersama dan pengibaran bendera Muhammadiyah. Ribuan suara bergema: "Dirgahayu Muhammadiyah!" Ini bukan akhir, tapi awal baru. 113 tahun Muhammadiyah telah ubah wajah Indonesia – dari negeri yang tertindas menjadi bangsa yang bangkit. Dengan tema "Memajukan Kesejahteraan Bangsa" sebagai sorotan utama, gerakan ini mengajak kita semua: jangan tunggu perubahan datang dari atas. Mulailah dari diri sendiri, dari komunitas, dari aksi kecil yang nyata.

Di tengah badai global – perang dagang, krisis iklim, dan polarisasi sosial – Muhammadiyah tetap berdiri tegar sebagai mercusuar. Seperti kata KH Ahmad Dahlan dulu: "Islam harus membela yang lemah." Hari ini, pesan itu lebih relevan dari sebelumnya. Bagi pembaca yang penasaran, ikutilah langkah mereka: kunjungi sekolah terdekat, ikut program sosial, atau sekadar diskusikan tema ini di warung kopi. Karena kesejahteraan bangsa dimulai dari kita semua.

Tags:
  • Enterprise
  • Entertainment
  • Innovation
  • Lifestyle
  • Media
  • News
Bagikan:
Baca juga
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
Refnaldi Kurniawan
Refnaldi Kurniawan
Front-end web developer at Kabar Riau
Berita terkait
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
Berita terbaru
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
Tampilkan lebih banyak
Posting Komentar
Batal
Most popular
  • Skandal Politik Mengguncang: Roy Suryo Dicecar 377 Pertanyaan soal Ijazah Palsu Jokowi, Mengapa Tak Ditahan?

    November 13, 2025
    Skandal Politik Mengguncang: Roy Suryo Dicecar 377 Pertanyaan soal Ijazah Palsu Jokowi, Mengapa Tak Ditahan?
  • Heboh! 17+8 Tuntutan Rakyat Mengguncang Istana: Deadline 5 September 2025, Reformasi atau Krisis?

    September 03, 2025
    Heboh! 17+8 Tuntutan Rakyat Mengguncang Istana: Deadline 5 September 2025, Reformasi atau Krisis?
  • Longsor Maut Hujani Jawa: 2 Tewas, 21 Hilang – Ancaman Banjir Besar Mengintai Ribuan Warga!

    November 14, 2025
    Longsor Maut Hujani Jawa: 2 Tewas, 21 Hilang – Ancaman Banjir Besar Mengintai Ribuan Warga!
  • Heboh Pencopotan Kepsek SMPN 1 Prabumulih: Tegur Anak Pejabat atau Rahasia Chat Mesum yang Terbongkar?

    September 16, 2025
    Heboh Pencopotan Kepsek SMPN 1 Prabumulih: Tegur Anak Pejabat atau Rahasia Chat Mesum yang Terbongkar?
  • Prabowo Temui MBZ di Abu Dhabi: Rahasia Pembicaraan yang Bisa Ubah Peta Politik Timur Tengah!

    September 12, 2025
    Prabowo Temui MBZ di Abu Dhabi: Rahasia Pembicaraan yang Bisa Ubah Peta Politik Timur Tengah!
Most popular tags
  • AI
  • Business
  • Crypto
  • Culture
  • Currencies
  • Economy
  • Enterprise
  • Entertainment
  • Film
  • Finance
  • Football
  • Health
  • Innovation
  • Lifestyle
  • Markets
  • Media
  • Military & Defense
  • News
  • Otomotif
  • Politics
  • Reviews
  • Startups
  • Stocks
  • Tech
  • Travel
Product Image
Rp106.607
KAMB setelan baju joging olahraga pria/celana badminton
Tiktok
Product Image
Rp128.392
Tas Ransel Pria Wanita Original HAOSHUAI
Tiktok
Product Image
Rp82.708
JAS HUJAN MODEL HOODIE TANPA ZIPER DEWASA PRIA WANITA
Tiktok
Product Image
Rp142.000
Malibu Long Pants Cotton Twill Stretched
Tiktok
Product Image
Rp146.300
Tamp-X Jaket Pria Corduroy Boxy Casual Jaket Korea Keren
Tiktok
Product Image
Rp144.992
celana jeans pria baggy pants straight panjang cowok casual
Tiktok
KabarSuaRakyat
Company
  • About Us
  • Advertise With Us
  • Contact Us
Legal & Privacy
  • Terms of Service
  • Privacy Policy
  • Disclaimer
News
  • Markets
  • Economics
  • Technology
  • Politics
  • Football
Market Data
  • Stocks
  • Crypto
Copyright © 2025 KabarSuaRakyat